Produksi Obat Herbal Pelangsing/ Anti Obesitas

Latar Belakang dan Deskripsi Program

Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 menyebutkan bahwa 59.12 %  penduduk semua kelompok umur, laki-laki dan perempuan, baik di pedesaan maupun diperkotaan menggunakan jamu, yang merupakan produk obat tradisional asli Indonesia. Salah satu jamu yang cukup berpotensi bagi masyarakat yaitu jamu dengan khasiat sebagai pelangsing/anti obesitas.  Obesitas merupakan salah satu masalah yang cukup serius yang disebabkan oleh penimbunan lemak berlebihan dalam jaringan tubuh. Obesitas juga dapat menimbulkan serangkaian penyakit yang ada hubungannya dengan kegemukan seperti Pickwickian syndrom juga ada kaitannya dengan berbagai penyakit lainnya seperti hipertensi, hiperlipidemia, kanker, diabetes dan kardiovaskular. Jumlah penduduk Indonesia yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta (17.5 %) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7 %). Serangkaian penelitian telah dilakukan yang meliputi: bioprospeksi tanaman obat yang berkhasiat sebagai anti obesitas, uji khasiat ekstrak tunggal dan formula gabungan ekstraknya secara in vitro maupun preklinik dan penentuan uji toksisitas akutnya. Berdasarkan potensi biodiversitas Indonesia, maka telah diuji potensi ekstrak tunggal dan gabungan beberapa tanaman obat Indonesia seperti: daun jati belanda, bangle, kemuning, daun asam jawa, asam gelugur, rimpang kencur, lengkuas dan kunci pepet sebagai anti obesitas dengan pendekatan penentuan daya inhibisinya terhadap enzim lipase pankreas secara in vitro.  Selanjutnya formula terbaik hasil uji  in vitro   diuji secara preklinik. Hasil menunjukkan bahwa formula pelangsing berbasis kunci pepet dan asam gelugur mampu menurunkan bobot badan  hewan coba sebesar 11.22 % selama 12 hari dan formula menunjukkan tidak toksik berdasarkan uji toksoisitas akut. Berdasarkan hasil penelitian yang sangat menjanjikan ini, maka produk pelangsing/ anti obesitas  berbasis kunci pepet dan asam gelugur ini sangat penting untuk dikomersialkan.  Hasil penelitian dari Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB yang diketuai oleh Prof. Dr. Dyah Iswantini Pradono, M.Sc.Agr yang juga dosen Departemen Kimia FMIPA IPB University telah dikomersialkan oleh PT Indofarma Tbk. sebagai mitra industri dengtan nama “ Prolislim”.

Proses Implementasi

Implementasi  produksi obat herbal pelangsing/ anti obesitas ditujukan ke masyarakat luas karena produk “Prolislim” sudah dijual bebas karena sudah memperoleh no registrasi produk dan  izin edar dari BPOM. Implementasi dari produk ini juga telah dilakukan yaitu melalui pameran di level internasional 16th ASEAN FOOD CONFERENCE 2019 Bali, 15 – 18 Oktober 2019.

Hasil dan Dampak Kegiatan

Hasil penelitian yang dikomersialkan ini telah memperoleh  penghargaan dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, RI bekerjasama BIC sebagai salah satu “ 103 Inovasi Paling Prospektif Indonesia” pada tahun 2011. Formula pelangsing ini sudah dpatenkan yang sudah granted dengan no: IDP000051408 tahun 2018. Dampak adanya produk ini tentu saja meningkatkan nilai tambah biodiversitas Indonesia yaitu asam gelugur (Garcinia atroviridis) dan kunci pepet (Kaempferia angustifolia). Karena produk Prolislim memerlukan bahan baku yang disediakan oleh petani, maka akan meningkatkan kesejahteraan petani. Produk Prolislim ini dapat mengurangi lemak dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan kesehatan manusia dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit degeneratif/ penyakit tidak menular.

Tantangan dan Lesson Learned

Tantangan terbesar dalam kegiatan ini adalah menjaga keberlanjutan komersialisasi produk Prolislim agar terus diminati oleh konsumen. Hal itu dapat dilakukan dengan terus menjaga dan meningkatkan   kualitas produk juga terus dilakukan usaha pengembangan produk agar lebih baik lagi. Kompetisi diantara produk-produk serupa di Indonesia juga dunia merupakan tantangan besar bagi PT Indofarma Tbk. juga peneliti.

Replicability

Produksi Prolislim merupakan kegiatan berkelanjutan yang harus terus dilakukan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Selanjutnya produk obat herbal yang masih masuk dalam kategori jamu harus ditingkatkan menjadi level yang lebih tinggi yaitu  Obat Herbal Terstandar (OHT).

Share